Belawan - METROINVESTIGASI.COM
Walau bukan yg pertama dan yang terakhir, kembali lagi terjadi peristiwa penculikan yang di sertai penganiayaan (kekerasan) yang di alami oleh rekan kita awak media bernama ERYANTO, warga Medan Denai, yang mana peristiwa tersebut terjadi di wilayah Martubung."cetusnya.
"Lanjutnya, Ukurta Toni Sitepu, SH. Mengatakan bahwa sejatinya penculikan bagian dari bentuk premanisme dan penculikan adalah persoalan kemanusiaan yang membungkam demokrasi."Ucap ketua DPC FERARI LANGKAT itu.
Kita sangat prihatin atas apa yang menimpa rekan kita awak media, dan kita meminta kepada Bapak Kapolri dan Bapak Kapoldasu melalui Bapak Kapolres Belawan agar segera menuntaskan kasus ini secara cepat, agar tidak menjadi bola liar di masyarakat." Lanjut Direktur YLBH PAPI.
Dalam peristiwa tersebut, di duga salah seorang pelaku penculikan adalah personil kepolisian, karena dari keterangan korban, saat dirinya di pukuli di dalam mobil, salah seorang pelaku pemukul mengatakan bahwa dirinya adalah seorang polisi dengan menunjukan lencana.
Kasus penculikan dan penganiayaan wartawan jelas bertentangan dengan
Pasal 8 & Pasal 18 ayat 1,
UU No 40 tahun 1999, tentang perlindungan pers.
Serta Pasal 333 KUHP dengan ancaman penjara 9 tahun.
Walau korban sudah mengadukan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib, Toni Sitepu menyarankan kepada rekan rekana dari aliansi jurnalis / PWI memberikan dukungan moril, dengan mendatangi Mapolres Belawan atau Mapoldasu, agar perkara ini segera di tuntaskan yang menjadi perhatian khusus bagi Bapak kapolri dan bapak Kapolda sumatera utara, dengan sesegera mungkin melakukan investigasi keterlibatan oknum personil tersebut.
Dalam banyak perkara penculikan yang di alami wartawan, ada dua hal yang melatar belakangi nya :
1. Karena dampak dari pemberitaan yang di tulisnya.
2. karena persoalan pribadi.
Mari kita jaga demokrasi tanah air dengan menjaga kebebasan dalam menyampaikan informasi & pendapat - tutup UTS mengakhiri.(Sigit)